olah raga saat ini merupakan sebuah hobi yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat. karena selain menyehatkan, olah raga juga dipandang oleh sebagian orang sebagai salah satu rekreasi yang menyenangkan. bahkan, oleh sebagian anak muda, olah raga merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian lawan jenisnya.
akan tetapi banyak jenis olah raga yang rawan menimbulkan cidera, terutama olah raga keras, atau olah raga yang memerlukan kontak fisik. kebanyakan cidera yang ditimbulkan adalah karena benturan, posisi jatuh yang tidak tepat, penguluran yang berlebihan dan kurangnya persiapan/persiapan. demikian juga halnya dengan keseleo. dan banyak juga cidera olah raga atau keseleo yang bertambah berat disebabkan kesalahan penanganan pada saat timbulnya cidera pertama kali, bahkan bagi seorang atlit, penanganan pertama yang salah dapat menyebabkan masa istirahatnya menjadi semakin panjang.
Jenis
cidera olah raga atau keseleo
jenis cidera olah raga atau keseleo bermacam-macam, antara lain:
1. Kram otot, yaitu otot yang memendek dengan tiba-tiba, namun tidak bisa mengulur kembali seperti semula.
2. Contusio, yaitu perdarahan yang terjadi dibawah kulit dan sekitar serabut otot karena benturan, dan tidak disertai luka terbuka.
3. Sprain, yaitu otot mengulur maksimal melebihi kemampuan maksimal penguluran otot tanpa disertai kerobekan serabut otot.
4. Strain, yaitu Sprain yang disertai kerobekan serabut otot.
5. Ruptur, yaitu Strain yang mengenai ligament atau tendo, yang kadang disertai lepasnya tendo/ligament dari tulang.
6. Fraktur atau patah tulang
Penanganan keenam jenis cidera tersebut, pada masyarakat kita sering kali sama, yaitu dengan dipijat. penanganan cidera olah raga dengan dipijat tidak lah salah mutlak, tergantung jenis cidera yang dialami. Pemijatan pada kasus nomor 1 (kram otot) memanga dapat menjadikan otot yang tadinya tegang menjadi rileks atau lemas, asal tekanan yang diberikan pada saat memijat tepat, dengan arah yang benar. namun jika tekanan yang diberikan terlalu keras atau arahnya salah, dapat menjadikan otot yang tadinya kram menjadi robek (strain). Apalagi jika pemijatan dilakukan pada cidera kasis nomor 2 - 6.
penanganan pertama pada cidera
olahraga atau keseleo (cidera akut) dikenal dengan metode R-I-C-E (Rest, Ice,
Compression, Elevation).
a. Rest, atau istirahat, artinya bagian yang mengalami cidera diistirahatkan dari semua gerakan (dipakai untuk bergerak sesedikit mungkin).
b. bila terjadi pada lengan atau siku, gunakan arm sling / pembalut segitiga (mitella) untuk menyangga lengan dan meminimalisir gerakan. bila terjadi pada kaki, pakailah kruk atau tongkat untuk membantu menyangga tubuh saat berdiri atau berjalan.
c. Ice, atau es/ pendinginan, artinya gunakan es atau air dingin dan usapkan atau kompres pada bagian yang mengalami cidera, lamanya 10 menit dan diulangi 4-6 kali sehari. Pada olahraga modern, biasanya hal ini diganti dengan semprot salju. (chlorethyl dll). tujuannya adalah mencegah pembengkakan dan mengurangi nyeri.
d. Compression, atau penenkanan, artinya berikan penekanan dengan menggunakan pembalut elastis bandage atau decker pada bagian yang cidera untuk mencegah timbulnya pembengkakan. dan buka tiap 2 jam sekali agar aliran darah tidak terhenti.
e. Elevation, artinya memposisikan bagian tubuh yang mengalami cidera lebih tinggi dari janting. terutama saat tidur atau istirahat. misalnya dengan diganjal bantal atau guling. contoh elevasi pada cidera yang terjadi dibagian tungkai, lutut, angkle.
a. Rest, atau istirahat, artinya bagian yang mengalami cidera diistirahatkan dari semua gerakan (dipakai untuk bergerak sesedikit mungkin).
b. bila terjadi pada lengan atau siku, gunakan arm sling / pembalut segitiga (mitella) untuk menyangga lengan dan meminimalisir gerakan. bila terjadi pada kaki, pakailah kruk atau tongkat untuk membantu menyangga tubuh saat berdiri atau berjalan.
c. Ice, atau es/ pendinginan, artinya gunakan es atau air dingin dan usapkan atau kompres pada bagian yang mengalami cidera, lamanya 10 menit dan diulangi 4-6 kali sehari. Pada olahraga modern, biasanya hal ini diganti dengan semprot salju. (chlorethyl dll). tujuannya adalah mencegah pembengkakan dan mengurangi nyeri.
d. Compression, atau penenkanan, artinya berikan penekanan dengan menggunakan pembalut elastis bandage atau decker pada bagian yang cidera untuk mencegah timbulnya pembengkakan. dan buka tiap 2 jam sekali agar aliran darah tidak terhenti.
e. Elevation, artinya memposisikan bagian tubuh yang mengalami cidera lebih tinggi dari janting. terutama saat tidur atau istirahat. misalnya dengan diganjal bantal atau guling. contoh elevasi pada cidera yang terjadi dibagian tungkai, lutut, angkle.
metode ini
dapat dilakukan pada hari 1-2 setelah terjadinya cidera, dan setelah hari ke 3
dan seterusnya barulah boleh dilakukan pemijatan, pemanasan, dan
program-program latihan ringan untuk mempercepat proses pemulihan atau
penyembuhan cidera. dan untuk lebih mendukung pemeriksaan cidera yang terjadi,
biasanya bisa dilakukan foto rontgen, bahkan pada atlit profesional dapat
dilakukan foto rontgen dengan memanfaatkan teknologi MRI (magnetic ressonancing
instrument)..