Tuesday, March 24, 2009

RANCANG BANGUN DAN PROSES PEMBUATAN LEFT BELOW ELBOW PROSTHESIS PADA AMPUTASI BAWAH SIKU KARENA TRAUMA

BAB I
PENDAHULUAN
Kebijakan Nasional bidang kesehatan dirumuskan dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 dengan mewujudkan masyarakat sehat dan proaktif dalam memandang kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan meliputi upaya peningkatan (promosi), pencegahan (prevensi), penyembuhan (kurasi), dan pemulihan (rehabilitasi). Di mana semua ini ditangani secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (Depkes RI, 1999)
Ortotis prostetis adalah salah satu dari tim rehabilitasi medis, yaitu tenaga kesehatan yang mempunyai wewenang untuk menangani tentang proses pengukuran, pembuatan dan pengepasan alat bantu bagi anggota fungsional tubuh yang layuh atau alat ganti bagi anggota fungsional tubuh yang hilang (Raharjo, 2003)
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan pembangunan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana terdapat dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatif tersebut antara lain tingkat kecelakaan yang semakin tinggi dan berdampak pada tingkat kecacatan yang diakibatkan trauma.
Trauma merupakan salah satu penyebab yang sering terjadi pada kasus amputasi. Kecelakaan kendaraan bermotor dan cedera terkait pekerjaan bersama dengan tingginya resiko aktifitas di alam bebas dan bencana alam bertanggung jawab pada mayoritas terjadinya suatu amputasi (Garrison, 1995). Amputasi karena trauma lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan perbandingan 5 : 1 (Pitteti, 2005).
Amputasi yaitu tindakan menghilangkan sebagian atau seluruh anggota gerak tubuh yang mengalami kerusakan. Tindakan amputasi dilakukan sebagai upaya terakhir dalam proses penyembuhan, karena upaya pertama ialah menyelamatkan anggota gerak yang masih utuh. Amputasi bawah siku merupakan amputasi yang dilakukan pada bagian radius ulna, antara batas bawah sendi siku hingga sendi pergelangan tangan.
Pada pembahasan selanjutnya, pemilihan kasus dalam below elbow prosthesis menitikberatkan pada sisi kosmetik dan pencegahan kecacatan lebih lanjut (prevention of disability) antara lain disuse atrofi dan kekakuan sendi (stiff joint) yang dapat terjadi apabila stump tidak pernah melakukan aktifitas.
Seorang ortotis prostetis berperan aktif dalam penanganan rehabilitasi medis. Di mana tenaga ortotis prostetis yang profesional adalah tenaga kesehatan yang mampu melaksanakan tugas pelayanan kesehatan, membuat dan memperbaiki alat penguat anggota gerak (orthosis) atau anggota gerak tiruan (prosthesis), mencegah dan mengoreksi kecacatan serta memperbaiki estetika dengan memandang manusia seutuhnya sehingga dapat hidup mandiri (Raharjo, 2003). Oleh sebab itu prosthesis pada kasus amputasi bawah siku ini seharusnya dapat memperbaiki nilai estetika dan mencegah kecacatan lebih lanjut serta dapat meningkatkan fungsional dari pasien tersebut.


B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan singkat di atas, dapat dirumuskan masalah yang berhubungan dengan intervensi ortotik prostetik dalam pemakaian prosthesis pada kondisi amputasi bawah siku kiri dengan menggunakan below elbow prosthesis. Adapun masalah yang dapat dirumuskan antara lain : (1) apakah secara kosmetik pasien dapat lebih baik dengan below elbow prosthesis? (2) apakah below elbow prosthesis dapat digunakan dalam fungsional aktifitas? (3) apakah below elbow prosthesis dapat mencegah timbulnya kecacatan baru?
C. Tujuan penulisan
Pada penulisan proposal karya tulis ilmiah ini, terdapat beberapa tujuan yaitu : (1) untuk mengetahui manfaat below elbow prosthesis dalam upaya memperbaiki penampilan penderita secara kosmetik, (2) untuk mengetahui manfaat below elbow prosthesis dalam fungsional aktifitas, (3) untuk mengetahui manfaat below elbow prosthesis dalam mencegah timbulnya kecacatan baru.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
1. Definisi / pengertian kasus
Amputasi adalah tindakan menghilangkan sebagian dari anggota gerak tubuh yang mengalami kerusakan. Tindakan amputasi dilakukan sebagai upaya terakhir dalam proses penyembuhan, karena upaya pertama ialah menyelamatkan anggota gerak yang masih utuh. Sedangkan amputasi bawah siku adalah amputasi yang dilakukan antara batas bawah sendi siku hingga sendi pergelangan tangan. Amputasi bawah siku digolongkan dalam 3 kategori yaitu (1) short below elbow amputate yaitu amputasi pada 35% bagian fore Arm (2) medium below elbow amputate yaitu amputasi pada 35%-55% bagian fore Arm (3) long below elbow amputate yaitu amputasi pada 55%-75% bagian fore Arm (William R.Santschi)

2. Anatomi Fungsional dan Biomekanik Lengan Bawah
a. Osteologi dan Arthrologi
1) Os radius
Tulang ini merupakan skeleton anterbrachii, terdapat pada salah satu lengan bawah yang sejajar dengan tulang ulna untuk membentuk lengan bawah.Tulang radius dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar yaitu :

a) Epiphysis Proximal
Merupakan discus yang dataran atasnya concaf (cembung), disebut capitulum radii dan convect (cekung) pada capitulum radii disebut fovea capituli radii yang bersendi dengan humeri.
b) Diaphysis
Terdapat pada bagian corpus radii. Dibagian distal capitulum radii terdapat collum radii dan Pada bagian ujung proximal terdapat tonjolan yang disebut tuberusitas radii.
c) Epiphysis Distal
Berbentuk lebar dan tebal, pada dataran yang menghadap ke ulna terdapat suatu lekukan yang disebut incissura ulnaris. Ujung epiphysis ini berbentuk meruncing yang disebut processus styloideus.
2) Os ulna
Sama halnya dengan tulang radius, tulang ulna merupakan skeleton anterbrachii sekaligus pasangan dari tulang radius dalam membentuk lengan bawah yang bersendi dengan humeri dan tulang pergelangan tangan (carpalia). Tulang ulna dibagi menjadi beberapa bagian , yaitu :
a) Epiphysis proximal
Merupakan tonjolan yang bulat ke arah volar diaphysis mempunyai takik yang dalam, disebut incissura semiulnaris dan bersendi dengan humerus, dataran dorsal membuat tonjolan jelas yang disebut olecranon.


b) Diaphysis
Diaphysis panjang dan disebut corpus ulna. Dataran radial corpus itu mempunyai tepi yang tajam disebut crista interossea (antara dua tulang).
c) Epiphysis distalis
Bagian ini lebih kecil dari pada epiphysis proximalis. Diaphysis berakhir membulat dengan dataran sendi yang besar disebut capitulum ulna, sedangkan dataran sendinya disebut circumferential articularis ulnaris. Ke arah dorsal capitulum berakhir meruncing yang disebut processus styloideus ulna.
3) Sendi siku
Sendi ini terdiri dari tiga buah persendian yaitu articulation humero ulnaris, articulation humero radialis dan articulation radio ulnaris proximalis. Sendi siku ini diperkuat oleh beberapa ligament yaitu : (1) ligamentum collaterale radiale, (2) ligamentum collaterale ulnaris.

b. Biomekanik pada Sendi Siku dan Sendi Lengan Bawah
1) Gerakan yang terjadi pada sendi siku antara lain yaitu :
a) Fleksi
Gerakan ini terjadi pada bidang sagittal dengan axisnya transversal. Pada saat sendi siku fleksi, maka os humerus sliding ke arah dorsal dan rolling ke arah ventral. Lingkup gerak sendi pada gerakan fleksi adalah 0º - 145º. Otot-otot yang terlibat aktif dalam gerak fleksi sendi siku adalah : (1) musculus biceps brachii, (2) brachialis, (3) brachio radialis. Dan dibantu oleh (1) musculus pronator teres, (2) flexor carpi radialis, (3)flexor carpi ulnaris.
b) Ekstensi
Gerakan ini terjadi pada bidang sagittal dalam axis transversal. Pada saat sendi siku pada gerakan ekstensi, maka os humerus sliding ke arah ventral dan rolling ke arah dorsal. Sedangkan lingkup gerak sendi siku pada gerakan ekstensi yaitu dari 145º - 0º - 10º. Otot-otot yang mendukung gerak ekstensi antara lain (1) musculus triceps brachii,(2) anconeus dan dibantu musculus extensor digitorum communis, (2) extensor carpi ulnaris.
2) Gerakan yang terjadi pada sendi lengan bawah, dengan posisi lengan bawah fleksi antara 0˚-145˚ yaitu :
a) Supinasi
Gerakan ini terjadi pada bidang horisontal dengan axis longitudinal. Gerak supinasi merupakan sebuah gerakan di mana os radii rotasi ke arah lateral terhadap os ulna, sehingga kedudukan os radii sejajar dengan os ulna. Lingkup gerak sendi lengan bawah pada gerakan supinasi adalah 0º - 90º. Otot pada gerakan ini antara lain musculus supinator yang dibantu (1) musculus extensor carpi radialis brevis, (2) extensor carpi ulnaris , (3) musculus indicis propius.
b) Pronasi
Gerakan ini terjadi pada bidang horisontal dengan axis longitudinal. Gerak pronasi merupakan sebuah gerakan di mana os radii rotasi ke arah medial terhadap os ulna, sehingga kedudukan os radii menyilang terhadap os ulna. Lingkup gerak sendi lengan bawah pada gerakan pronasi adalah 0º - 80º. Otot-otot yang menggerakan sendi lengan bawah pada gerakan pronasi antara lain (1) musculus pronator teres, (2) pronator quadriatus dan dibantu (1) musculus extensor carpi radialis longus,(2) musculus brachio radialis, (3) musculus flexor carpi radialis.

3. Etiologi Amputasi bawah siku
Etiologi merupakan penetapan sebab-sebab atau alasan dari penjelasan tentang penyakit, mencakup identifikasi faktor-faktor yang menimbulkan penyakit tersebut. Faktor resiko dari amputasi dapat dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi ambulasi dan aktifitas sehari-hari, yaitu : (1) hilangnya peredaran darah suatu anggota gerak tubuh yang tidak dapat dipulihkan, hal ini disebabkan karena adanya trauma (ruda paksa) pada kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, penyakit pembuluh tepi (peripheral vascular disease), (2) penyakit infeksi, (3) penyakit tumor (neoplasma), (4) cacat sejak lahir (congenital) (Sutopo, 1981)
Pada pembahasan ini pasien mengalami amputasi 45% bagian proksimal pada lengan bawah yang dikarenakan traumatik benda tajam akibat terpotong gergaji mesin secara langsung di tempat kejadian.

4. patologi
Patologi merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang sebab, sifat dan perjalanan penyakit serta perubahan anatomik maupun fungsional dari suatu kondisi penyakit (Prasetya, 1997). Penyebab terjadinya amputasi yang disebabkan oleh trauma, penderita yang mengalami kerusakan berat akibat trauma, di mana kerusakan tersebut tidak lagi dapat disembuhkan dengan cara lain dan apabila dibiarkan akan mengalami pembusukan dan menjalar ke arah proximal (Barbara, 1999). Namun pada pembahasan kali ini, kasus amputasi bawah siku yang terjadi bukan dari pemotongan dari tim medis, melainkan langsung terjadi di tempat kejadian trauma. Sehingga menyebabkan nekrosis dan harus segera diberikan penanganan medis untuk penutupan luka pada amputasi spontan tersebut.

5. Prognosis
Prognosis merupakan ramalan dari berbagai aspek penyakit atau kondisi pasien. Prognosis untuk pasien bawah siku cukup bervariasi. Karena hilangnya sebagian anggota gerak tubuhnya, pasien cenderung mengalami kesulitan dalam menunjang aktifitas telapak tangan, seperti pada saat menggenggam dan mengangkat suatu benda. Secara umum, prognosis pasca amputasi bawah siku meliputi (1) quo ad vitam, dapat dikatakan baik, mengingat kondisi pasien yang bersangkutan secara langsung tidak membahayakan keselamatan jiwa (2) quo ad sanam baik, karena tidak menyebabkan infeksi lebih lanjut terhadap pasien (3) quo ad functionam baik apabila kondisi ini mendapatkan pelayanan prosthetis, aktifitas fungsional akan lebih baik (4) quo ad cosmeticam juga dapat dikatakan baik dan diharapkan dengan penanganan prosthetis dapat meningkatkan penampilan dan kepercayaan diri pasien.

B. Deskripsi Problematika Prostetik
Berdasarkan dari pembahasan amputasi bawah siku tersebut dapat diuraikan problematika yang terjadi pada paska amputasi yang dapat menghambat intervensi prostetik dan penyembuhan dari pasien itu sendiri, diantaranya adalah : (1)dapat berkurangnya nilai estetika yang berpengaruh pada kosmetika tubuh, diakibatkan hilangnya lengan bawah oleh karena trauma, (2) berkurangnya aktifitas fungsional pada lengan kiri yang disebabkan oleh amputasi lengan bawah karena trauma, (3) potensial terjadinya deformitas sekunder akibat hilangnya lengan bawah yang dikarenakan trauma
Sedangkan problematika rancang bangun pada below elbow prosthesis adalah: (1) penentuan jenis prosthesis yang sesuai beserta modifikasinya, (2) penentuan jenis bahan yang digunakan pada prosthesis sesuai dengan kondisi pasien.
C. Deskripsi Ortotik Prostetik Yang Dapat Diberikan
Untuk membantu penderita amputasi bawah siku agar dapat mengembalikan fungsi dari bagian tubuh yang hilang. Ada beberapa jenis prosthesis bawah siku yang dapat dibedakan

1. Berdasarkan Bahan Dasar Body Fore Arm
a. Body fore arm dengan alumunium
Memiliki kelebihan bisa diubah-ubah, misalnya setelah fitting ada ukuran circumference yang tidak sesuai bisa diperbaiki kembali. Dalam pembuatannya praktis karena tidak memerlukan bahan dan persiapan yang banyak, namun dalam proses pembuatannya lebih sulit dan memerlukan banyak tenaga, tetapi dengan bahan alumunium ini sudah jarang sekali digunakan.
b. Body fore arm dengan resin
Mempunyai kelemahan yaitu body yang sudah jadi akan lebih sulit jika ingin dirubah kembali, tetapi dalam proses pembuatan lebih mudah dan tidak memerlukan tenaga yang banyak. Namun agar lebih akurat dalam pembuatan socket sekaligus body fore arm tersebut, pada casting negatif gips penekanan harus tepat dan pada saat memodifikasi positif gips harus benar – benar akurat penambahan dan pengurangannya. Sampai saat ini dengan bahan resin dan catalist masih sering digunakan dalam pembuatan socket sekaligus body fore arm pada below elbow prosthesis.



Gambar 2.1

Body fore arm sekaligus socket dari resin (BBRSBD, 2007)



2. Berdasarkan Jenis Telapak Tangan :
a. Telapak tangan kayu (dress hand).
Mempunyai kelebihan antara lain mudah didapatkan dan harga relatif murah. Namun memiliki kekurangan antara lain : (1) proses pembuatan lebih sulit, (2) mudah keropos, (3) dari segi kosmetik kurang bagus jika dibanding hand glove. Pada dress hand kayu dapat menggerakan fleksi dan gerakan ekstensi pada ibu jarinya (thumb). Pada dress hand dapat dibentuk sesuai keinginan dan kebutuhan pasien, misalnya posisi menulis, posisi berjalan, posisi menyetir dan lain – lain.

Gambar 2.2
Dress hand writing position (BBRSBD, 2007)
b. Telapak tangan karet (hand glove)
Proses pembuatan lebih mudah, karena tinggal mencetak. Dari segi kosmetik lebih baik dari pada dress hand dari kayu. Tetapi pada hand glove tidak dapat melakukan gerakan dan harganya lebih mahal. Hand glove cable control hanya sampai fore arm bagian atas. Hand glove ini dibuat khusus hanya untuk berfungsi kosmetik dari pasien yang kehilangan anggota gerak tubuhnya.

Gambar 2. 3
Hand glove below elbow prosthesis (JICA, 1981).
c. Hook
Work hand hook lebih multi fungsi dari pada jenis lainnya, berfungsi untuk bekerja. Namun tidak mempunyai kesan kosmetik, namun proses pembuatan hook ini memakan waktu yang cukup lama dan jika membeli komponennya masih terbilang mahal, karena sampai saat ini masih memakai produk import. Berbentuk seperti pengait dari besi stenlies tahan karat dengan berbagai macam model, sesuai dengan pekerjaan pasien. Kerja dari hook ini dapat untuk menjepit benda-benda dengan penuh kesadaran pemakainya. Hand hook ini dapat terbuka dengan adanya tarikan dari kabel kontrol yang dihubungkan ke lengan pasien.

Gambar 2.4
Macam – macam work hand (hook) ( JICA, 1981).
Pada hook dan bagian body fore arm dihubungkan dengan wrist unit atau adaptor. Dan wrist unit atau adaptor ini berfungsi untuk memberikan gerak rotasi pada hook apabila saat pemasangan pada body fore arm kurang tepat. Dan apabila sudah dipakai, pada bagian ini harus sering diberi pelumasan agar tidak mudah korosi. Bentuk dari wrist unit / adaptor ini bermacam – macam sesuai dari bentuk dari hooknya sendiri, menurut kebutuhan pasien untuk pekerjaan yang dilakukan.

Gambar 7. 2
Macam – macam wrist unit / adaptor (JICA, 1981)
Dari pembuatan rancang bangun below elbow prosthesis dapat diambil beberapa manfaat, antara lain (1) memperbaiki kosmetik dari pasien sehingga diharapkan dapat menambah rasa percaya diri dari pasien, (2) mengembalikan fungsi seperti semula (3) mencegah kecacatan lain yang potensial terjadi

Daftar pustaka
Santschi,William R; Manual Of Upper Extremity Prosthesis, 1958, University of California, Los Angles
May, Bella J; Amputations Anfd Prosthetics A Case Study Approach, F.A. Davis Company, Philadelphia
Dalimin; Rancang Bangun Dan Proses Pembuatan Prosthesis PTB Supra Condylar Kanan Pada Amputasi Bawah Lutut, 2006, Poltekkes Surakarta Progam Studi Orthotik Prosthetik, Surakarta
Prasetyo, hudaya; DP3FT, , 2002Poltekkes, Surakarta
Departemen kesehatan RI; Rencana Pembangunan Menuju Indonesia Sehat, 1999, Departemen kesehatan RI, Jakarta
Garison, Susan, J; Dasar-Dasar Terapi Dan Rehab Fisik, 2001, Hipokrates, Jakarta
Sutopo; Amputasi, Penataran Peningkatan Ketrampilan Tehnisi Orthotik Prosthetik,1981, RSOP RC Prof dr. R Soeharso, Surakarta
BBRSBD; orthotik prosthetik work shop, 2007, Surakarta

No comments:

Post a Comment

Popular Posts