Setelah mengalami cidera dua hari yang
lalu, saat bermain bulutangkis dan mengalami lateral sprain di ankle,
akhirnya mencari referensi bagaimana seharusnya menangani cidera.
Walaupun secara umum konsep dan prinsip penanganan cidera sudah dimiliki
namun jarangnya diaplikasikan dalam suatu kejadian cidera karena
pekerjaan tidak berhubungan dengan hal itu dan jarang pula mengalami
kondisi tersebut, maka memori di otak semakin menipis juga. Kejadian
cidera saat sore hari itu harus istirahat tidak bisa jalan kaki hampir
35 jam, setelah memasuki waktu sekitar 40 jam yang dilakukan penanganan
dengan massage barulah kaki sebelah kiri bisa mengimbangi tugas kaki
kanan dalam melaksanakan tugas berjalan. Walaupun masih ada sebagian
otot dan ligamen belum bekerja dengan dengan sempurna karena masih
terlihat sedikit peradangan.
Pelaksanaan pada pertolongan suatu
kejadian cidera dalam keadaan darurat hampir semua cidera sama, baik
sobekan otot, ligamen yang tergeliat, sakit pada persendian, maupun
patah tulang. Ini merupakan suatu program yang terdiri dari empat bagian
yang anda dapat ikuti sekalipun anda akan mencari bantuan dokter dan
program ini disingkat menjadi RICE:
1. Rest = Istirahat
Setiap cidera yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung atau
pertandingan sebaiknya diistirahatkan dahulu untuk diperiksa, diobservasi secara teliti, dan kemudian disiapkan secara optimal langkah-langkah penanggulangannya. Misalnya pemakaian taping atau bracing untuk kemudian dipertimbangkan kemungkinan untuk dapat melanjutkan pertandingan. Lama istirahat tergantung pada derajat cidera. Derajat cidera menentukan apakah penderita dapat segera kembali berlatih atau tidak. Pada prinsipnya cidera jaringan lunak anggota gerak tubuh diistirahatkan atau dibebaskan dari beban gerak selama 24-48 jam.
Setiap cidera yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung atau
pertandingan sebaiknya diistirahatkan dahulu untuk diperiksa, diobservasi secara teliti, dan kemudian disiapkan secara optimal langkah-langkah penanggulangannya. Misalnya pemakaian taping atau bracing untuk kemudian dipertimbangkan kemungkinan untuk dapat melanjutkan pertandingan. Lama istirahat tergantung pada derajat cidera. Derajat cidera menentukan apakah penderita dapat segera kembali berlatih atau tidak. Pada prinsipnya cidera jaringan lunak anggota gerak tubuh diistirahatkan atau dibebaskan dari beban gerak selama 24-48 jam.
2. Ice = Kompres Es
Tujuan pemberian kompres es adalah untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Kompres es pada suatu cidera akan efektif apabila rasa dingin dapat masuk cukup dalam dan lama ke dalam jaringan. Prinsipnya adalah makin besar otot atau sendi cidera, makin lama kompres es harus diberikan. Waktu kompres pada cidera lutut adalah minimal 30 menit sedangkan pada cidera otot paha minimal 45 menit. Kompres es diberikan 2-3 jam terus menerus segera setelah suatu cidera terjadi dan dilanjutkan dengan interval 30 menit selama 3-6 jam. Perhatikan reaksi kulit yang terjadi terhadap pelaksanaan kompres. Kompres es tidak diberikan langsung diatas kulit, akan tetapi es terlebih dahulu dibungkus dengan kantong plastik dan handuk kecil karena jika bersentuhan langsung dapat menyebabkan kerusakan kulit.
Tujuan pemberian kompres es adalah untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Kompres es pada suatu cidera akan efektif apabila rasa dingin dapat masuk cukup dalam dan lama ke dalam jaringan. Prinsipnya adalah makin besar otot atau sendi cidera, makin lama kompres es harus diberikan. Waktu kompres pada cidera lutut adalah minimal 30 menit sedangkan pada cidera otot paha minimal 45 menit. Kompres es diberikan 2-3 jam terus menerus segera setelah suatu cidera terjadi dan dilanjutkan dengan interval 30 menit selama 3-6 jam. Perhatikan reaksi kulit yang terjadi terhadap pelaksanaan kompres. Kompres es tidak diberikan langsung diatas kulit, akan tetapi es terlebih dahulu dibungkus dengan kantong plastik dan handuk kecil karena jika bersentuhan langsung dapat menyebabkan kerusakan kulit.
3. Compression = kompresi/penekanan
Bersamaan dengan kompres es diberikan tekanan pada daerah cidera. Balutkanlah perban elastik dengan kuat diatas es, disekitar daerah yang cidera. Berhati-hatilah agar jangan membalut daerah tersebut terlalu kuat sehingga menghentikan suplai darah. Tanda-tanda terhentinya suplai darah adalah mati rasa, kejang, dan sakit. Jika timbul salah satu gejala tersebut, bukalah balutan tersebut dengan segera. Kalau tidak, biarkanlah kantong es dan pembalut tetap pada tempatnya selama 30 menit. Agar kulit tetap menjadi hangat kembali dan peredaran darah dapat pulih, bukalah balutan selama 15 menit.
Bersamaan dengan kompres es diberikan tekanan pada daerah cidera. Balutkanlah perban elastik dengan kuat diatas es, disekitar daerah yang cidera. Berhati-hatilah agar jangan membalut daerah tersebut terlalu kuat sehingga menghentikan suplai darah. Tanda-tanda terhentinya suplai darah adalah mati rasa, kejang, dan sakit. Jika timbul salah satu gejala tersebut, bukalah balutan tersebut dengan segera. Kalau tidak, biarkanlah kantong es dan pembalut tetap pada tempatnya selama 30 menit. Agar kulit tetap menjadi hangat kembali dan peredaran darah dapat pulih, bukalah balutan selama 15 menit.
4. Elevation = Ditinggikan
Bagian anggota gerak tubuh yang cidera sebaiknya ditempatkan di suatu tinggian untuk mengurangi aliran darah ke daerah cidera. Pembengkakan dapat dikurangi dengan cara bagian tubuh yang cidera ditinggikan sampai lebih tinggi dari posisi jantung.
Bagian anggota gerak tubuh yang cidera sebaiknya ditempatkan di suatu tinggian untuk mengurangi aliran darah ke daerah cidera. Pembengkakan dapat dikurangi dengan cara bagian tubuh yang cidera ditinggikan sampai lebih tinggi dari posisi jantung.
Jika cidera hebat, Anda dapat melanjutkan
program RICE sampai selama 24 jam. Bila nyeri dan pembengkakannya
menetap selama 48 jam setelah cidera, panaskanlah daerah tersebut.
Pengobatan selanjutnya tergantung pada jenis jaringan yang menderita
cidera.
5. Contrast Bath
Suatu alternatif penerapan panas dan dingin terkadang efektif menghilangkan reaksi peradangan yang ada. Dengan menggunakan dua baskom atau ember besar, satu diisi air panas 35 derajat celsius sampai 37 derajat celsius dan ember lainnya dengan air dingin 12,7 Celsius sampai 18,3 derajat Celsius. Bagian tubuh yang cidera direndam air panas selama 1 sampai 2 menit, diulang sampai beberapa kali, terakhir dengan mencelupkan ke dalam air dingin selama 4 sampai 5 menit, ini sebaiknya dilakukan setiap hari.
Suatu alternatif penerapan panas dan dingin terkadang efektif menghilangkan reaksi peradangan yang ada. Dengan menggunakan dua baskom atau ember besar, satu diisi air panas 35 derajat celsius sampai 37 derajat celsius dan ember lainnya dengan air dingin 12,7 Celsius sampai 18,3 derajat Celsius. Bagian tubuh yang cidera direndam air panas selama 1 sampai 2 menit, diulang sampai beberapa kali, terakhir dengan mencelupkan ke dalam air dingin selama 4 sampai 5 menit, ini sebaiknya dilakukan setiap hari.
6. Pusaran Air (Whirpool)
Pengobatan dengan pusaran air efektif mengurangi peradangan karena menambah beberapa manfaat dari adanya panas, ada juga efek pijat yang disebabkan oleh gelembung-gelembung udara dalam air. Ini membantu menambah sirkulasi pada bagian yang cidera. Pusaran air umumnya dapat diperoleh pada spa atau pada klub kesehatan. Seseorang yang mengalami masalah kronis membelinya sedikit, dan memang relatif tidak mahal untuk penggunaan di rumah. Baskom dengan satu unit vibrator lebih murah, namun sebenarnya menggunakan pusaran air atau hydrotherapy jauh lebih efektif. Terapi pusaran air digunakan dengan suhu air 36 sampai 40 derajat celcius selama 20 menit. Sebaiknya dilakukan setiap hari.
Pengobatan dengan pusaran air efektif mengurangi peradangan karena menambah beberapa manfaat dari adanya panas, ada juga efek pijat yang disebabkan oleh gelembung-gelembung udara dalam air. Ini membantu menambah sirkulasi pada bagian yang cidera. Pusaran air umumnya dapat diperoleh pada spa atau pada klub kesehatan. Seseorang yang mengalami masalah kronis membelinya sedikit, dan memang relatif tidak mahal untuk penggunaan di rumah. Baskom dengan satu unit vibrator lebih murah, namun sebenarnya menggunakan pusaran air atau hydrotherapy jauh lebih efektif. Terapi pusaran air digunakan dengan suhu air 36 sampai 40 derajat celcius selama 20 menit. Sebaiknya dilakukan setiap hari.
7. Pemijatan
Pemijatan merupakan suatu manipulasi jaringan-jaringan tubuh dengan tangan. Pijat ini berpengaruh terhadap sistem saraf, otot, dan sirkulasi darah. Pemijatan merupakan hal positif pada yang mengalami cidera-cidera karena dapat membantu mengurangi perlekatan di antara serat-serat otot dan membantu memindahkan timbunan cairan tubuh.
Pemijatan merupakan suatu manipulasi jaringan-jaringan tubuh dengan tangan. Pijat ini berpengaruh terhadap sistem saraf, otot, dan sirkulasi darah. Pemijatan merupakan hal positif pada yang mengalami cidera-cidera karena dapat membantu mengurangi perlekatan di antara serat-serat otot dan membantu memindahkan timbunan cairan tubuh.
Pemakaian pijat merupakan suatu perilaku
yang bersifat insting. Pada saat bagian tubuh kita mengalami cidera,
seperti pada otot, seseorang secara alami akan menggososkkan sebagian
dari titik yang perih dan sakit tersebut. Hal ini membantu mengendurkan
bagian tubuh tersebut dan dapat memberikan pertolongan sementara.
Bentuk dasar perawatan dapat dikembangkan
dengan pijatan sendiri atau pijatan dengan bantuan orang lain. Terapi
pijat meliputi banyak teknik yang menghasilkan adanya pengaruh-pengaruh
spesifik yang diinginkan. Pengembangan dari teknik tersebut membutuhkan
latihan dan praktek, tapi kebanyakan pemijatan dasar dapat dilakukan di
dalam rumah. Sylvia Klein Olkin (1983), dalam artikelnya Massage for
Runner dalam Running and Fitness, memberikan rekomendasi teknik-teknik
berikut ini untuk memijat kaki sendiri dan pemijatan dengan bantuan
orang lain.
Tindakan yang paling aman adalah dengan
melakukan kompres dingin terlebih dahulu, kesalahan yang sering terjadi
adalah melakukan pemijatan atau memberikan balsem pada daerah yang
bengkak. Kompres panas dapat diberikan setelah dilakukan kompres dingin
selama 24-48 jam.
Untuk mengurangi rasa nyeri, maka dapat
dilakukan dengan cara memberikan balut tekan, kompres dingin, dan
istirahat. Di samping itu dokter dapat memberikan obat yang dapat
mengurangi rasa nyeri dari jenis analgetik.
Jika cidera telah mendekati sembuh dan
bagian yang cidera telah dapat digunakan hampir normal maka perawatan
saat ini bertujuan untuk: menyebarkan traumatic effusion; mencegah
gerakan yang mengulur struktur cidera dan merusak jaringan yang sedang
dalam perbaikan; membantu perbaikan; memperkuat otot-otot yang cidera,
dan untuk memelihara kemungkinan gerak normal dari sendi yang mengalami
cidera.
Menyebarkan traumatlc effusion dapat
berarti menyebarkan darah bebas ke dalam jaringan-jaringan di
sekelilingnya sehingga dapat dibuang oleh jaringan limpeh yang tidak
rusak, di samping itu membantu pembuangan cairan sinovial yang
berlebihan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: a). Physio-therapy;
Message, kompres panas dingin, latihan-latihan faradic stimulation,
Galvanim, dapat diberikan untuk membantu penyebaran traumatic effusion.
b). Strapping; Bagian yang cidera di strappad keras-keras dan dianjurkan
untuk menggunakan bagian yang mengalami cidera sewajar mungkin. Pada
cidera anggota bawah ini berarti juga meliputi: tekanan strapping pada
otot-otot yang bergerak dan pada sendi berfungsi sebagai outo-massage
yang dapat memperbaiki peredaran darah dan penyaluran lewat susunan
Iymphatic. Strapping ini perlu diteruskan hingga traumatic effusion
hilang sama sekali. Ini memerlukan waktu 2-3 hari sampai seminggu atau
lebih, tergantung dari hebatnya cidera.
Untuk melindungi kulit, maka strapping
dapat diberikan setelah bagian yang cidera ditutup dengan pembalut kapas
biasa yang telah direndam dalam air dingin. Strapping harus melebihi
ujung-ujung pembalut kapas itu sehingga melekat betul pada kulit. Tidak
dianjurkan menggunakan strapping, jika terdapat syniovial-effiusion yang
hebat. Sendi yang cidera cukup diberi balut tekan, anggota yang cidera
diistirahatkan dan otot-otot diberi latihan kontraksi statis dari
latihan lain yang tidak memberi beban berat dan tak menimbulkan akibat
gerakan pada sendi yang cidera itu.
Untuk mencegah gerakan-gerakan yang
mungkin mengulur struktur yang mengalami cidera, dan merusak jaringan
yang sedang dalam perbaikan. dapat dilakukan dengan cara mengatur
strapping sedemikian rupa hingga jaring yang cidera itu dalam keadaan
kendor (relax). Namun, jika banyak otot yang rnengalami cidera, hal ini
akan sulit untuk dikerjakan.
Untuk membantu perbaikan, maka ditempuh
dengan cara memberikan terapi panas guna memperbaiki supplai darah
kebagian yang mengalami cidera. Kompres panas yang bisa diberikan. Untuk
memelihara kemungkinan gerak normal dari sendi yang mengalami cidera,
dapat dilakukan cara: melakukan latihan-latihan penyembuhan secara
bertahap sedikit demi sedikit sampai batas rasa nyeri. Kalau sendi tidak
dilatih, gerakan dapat menjadi terbatas karena terbent`uknya penebalan
dan pelekatan pada jaringan yang mengalami proses penyembuhan.
Latihan-latihan itu adalah latihan mobility, yakni menggerakkan sendi
sejauh mungkin sampai batas rasa sakit.
Jika bagian yang cidera hampir mendekati
sembuh atau fungsi normalnya maka perawatan bertujuan untuk: membiasakan
jaringan-jaringan yang mengalami cidera tanpa penunjang atau support,
menghilangkan sisa-sisa effusion atau penebalan; menguatkan otot-otot
dari bagian yang cidera dan mengembalikan gerakan sendi sepenuhnya.
Untuk membiasakan jaringan-jaringan yang
mengalami cidera tanpa penunjang atau support, caranya ialah dengan
memakai elastoplast strapping atau pembalut crepe. Kedua jenis support
ini memungkinkan kebebasan gerak yang cukup lumayan. Tidak dianjurkan
membuang support sebelum sembuh sama sekali. Kalau support dibuang
sebelum cidera sembuh, akibatnya bagian yang cidera dapat bengkak lagi
kalau digunakan Pembengkakan ini berakibat nyeri dan menimbulkan
kekakuan. Bocornya cairan darah disebabkan karena berkurangnya tonus
dinding kapiler yang telah biasa mendapat support dari adanya strapping.
Untuk menghilangkan sisa-sisa effusion
atau penebalan, dapat dilakukan dengan cara memberikan strapping atau
pembalut crepe yang merupakan auto massage. Di samping itu dapat
diberikan perawatan dengan panas, latihan-latihan untuk penyembuhan dan
massage friction yang mendalam.
Penggunaan otot-otot dari bagian yang
cidera untuk mengembalikan gerakan sendi sepenuhnya, dapat dilakukan
dengan cara pemberian macam¬-macam latihan penguatan dan penggerak,
termasuk latihan-latihan melawan beban. Untuk termasuk latihan-latihan
melawan beban. Untuk latihan berat, strapping jangan dilepas dulu.
Referensi:
Litin C Scoot, 2006. Mayo Clinic Family Health Book. Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta : PT. Gramedia.
Litin C Scoot, 2006. Mayo Clinic Family Health Book. Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta : PT. Gramedia.
Taylor Paul M, Taylor Diane K, 1997. Mencegah & Mengatasi Cidera Olahraga. Jakarta : PT.RAJAGRAFINDO PERSADA.
No comments:
Post a Comment