Thursday, April 30, 2009

KASUS TRAUMATIC BRAIN INJURY

T.B. adalah seorang lelaki berusia 19 tahun saat terlibat kecelakaan lalu lintas dalam perjalanannya menuju kampusnya dan dia menderita traumatic brain injury yang berat. Ini adalah kabar yang sangat mengejutkan bagi keluarga dan teman-temannya, mengingat T.B. adalah seorang anak yang tampan, pintar, pekerja keras dan ramah. T.B. dirawat di ICU dan berangsur-angsur kesadarannya membaik dan kemampuan kognitifnya juga membaik, walaupun tetap ada keterbatasan, tetapi kondisi fisiknya justru memburuk dan sangat memprihatinkan. Pressure sore yang luas timbul pada daerah sacrum dan kedua trochantornya, sementara sendi panggul dan lutut mengalami kekakuan sendi ke arah fleksi, begitu juga bahu, siku dan tangan serta jari-jari tangan (tidak terjadi HO (heterotopic ossification/penulangan) pada sendi). Sebagai tambahan saraf popliteus lateral sisi kiri mengalami kerusakan yang kemungkinan besar bersifat permanen. Dia juga mengalami inkontinensia BAB & BAK. Dia hanya terbaring di bed selama berbulan-bulan dan setiap anggota tubuhnya digerakkan dia merasa kesakitan, bahkan dia minta fisioterapis untuk menjauhinya.
Setelah 9 bulan dari saat kecelakaan dengan keadaan seperti di atas, orang tuanya membawanya ke suatu center rehabilitasi khusus traumatic brain injury. Di sini T.B. mengalami kemajuan yang sangat pesat di bawah penanganan tim traumatic brain injury yang berpengalaman dan bersemangat. Dalam waktu 6 bulan T.B keluar dari center rehabilitasi ini dengan kemampuan berjalan tegak secara mandiri dengan bantuan tongkat menempuh jarak yang lumayan. Dia juga mandiri dalam segala aktivitas sehari-harinya, termasuk menggunakan angkutan transportasi umum. Pressure sore teratasi dengan operasi bedah plastik. Tetapi T.B tetap mengalami beberapa keterbatasan diantaranya tidak mampu lagi melanjutkan kuliah yang pernah diambilnya.

Pertanyaan
1. Syarat-syarat apakah traumatic brain injury dikatakan berat?
2. Keadaan fisik pasien diatas memburuk, walaupun kesadaran dan kognitifnya berangsur membaik
a. Mengapa timbul pressure sores dan bagaimana sebenarnya cara mencegahnya?
b. Mengapa timbul kekakuan sendi dan bagaimana cara mencegahnya?
3. Pasien diatas akhirnya bisa berdiri tegak dan berjalan dengan tongkat
a. Bagaimana penanganan kaku sendinya yang parah dan sudah berlangsung 9 bulan, sehingga akhirnya pasien bisa berdiri tegak dan menggunakan tangannya memegang tongkat? (tanpa operasi)
b. Bagaimana mengatasi kelumpuhan saraf popliteus lateral sisi kiri yang bersifat permanen, agar pasien bisa beraktivitas fungsional?

No comments:

Post a Comment

Popular Posts