Thursday, April 30, 2009

PUERPERIUM

A. Pengertian Puerperium
• Dimulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kurang lebih 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
• Puerperium berasal dari kata puer = seorang anak dan parere = selanjutnya membawa.
• Masa genitalia interna dan externa : Pada masa ini organa genitalia interna dan externa akan berangsur –angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil yang disebut involusi.
• Beberapa Perubahan Lain Pada Masa Nifas :
a. After pain : rasa mules sesudah partus akibat kontraksi uterus.
b. Suhu badan : sesudah partus dapat naik ±0,5° C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38° C.
c. Nadi : berkisar antara 60 – 80 denyutan per menit.
d. Dapat di temukan hipertensi post partum yang dapat menghilang dengan sendirinya dalam waktu ± 2 bulan.
e. Lochia : sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
- Pada hari ke 1 – 2 : lochia rubra atau lochia cruenta,terdiri atas darah segar bercampur dengan sisa-sisa selaput ketuban,sel-sel decidua, sisa-sisa vernix caseosa, lanugo dan meconium.
- Hari berikutnya : Lonchia sanguinolenta, berupa darah bercampur lendir.
- Setelah 1 minggu : lochia serosa, berupa lochia cair, tidak berdarah lagi, warna agak kuning.
- Setelah 2 minggu : lochia alba, hanya berupa cairan putih.
B. Perawatan Masa Nifas
Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap wanita hamil yang telah selesai bersalin sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, lamanya kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetelia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.Perawatan masa nifas dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam sesudah melahirkan, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa nifas:
1. Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila persalinan berlangsung lama, karena si ibu harus cukup beristirahat, dimana ia harus tidur terlentang selama 8 jama post partum untuk memcegah perdarahan post partum. Kemudian ia boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk memcegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua telah dapat duduk,hari ketiga telah dapat jalan-jalan dan hari keempat atau kelima bolehpulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka.
2. Diet / Makanan
Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, yang mengandung cukup protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan dan sayuran karena si ibu ini mengalami hemokosentrasi.
3. Buang Air Kecil
Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita sulit kencing karena pada persalinan m.sphicter vesica et urethare mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musc. sphincter ani. Juga oleh karena adanya oedem kandungan kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dengan wanita sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi, sebab hal ini dapat mengundang terjadinya infeksi. Bila infeksi telah terjadi (urethritis, cystitis, pyelitis), maka pemberian antibiotika sudah pada tempatnya.
4. Buang Air Besar
Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post partum. Bila adaobstipasi dan timbul berak yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat pencahar (laxantia) peroral atau parenterala, atau dilakukan klisma bilamasih belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di rektum, dan menimbulkan demam.
5. Demam
Sesudah bersalin, suhu badan ibu naik ± 0,5 C dari keadaan normal, tapi tidak melebihi 38 C. Dan sesudah 12 jam pertama suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 C/ mungkin telah ada infeksi.
6. Mules-mules
Hal ini timbul akibat kontraksi uterus dan biasanya lebih terasa sedang menyusui. Hal ini dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin. Perasaan sakit ini juga timbul bila masih ada sisa selaput ketuban, plasenta atau gumpalan dari di cavum uteri. Bila si ibu sangat mengeluh, dapat diberikan analgetik atau sedativa supaya ia dapat beristirahat tidur.
7. Laktasi
8. Jam sesudah persalinan si ibu disuruh mencoba menyusui bayinya untukmerangsang timbulnya laktasi, kecuali ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya, misalnya: menderita thypus abdominalis, tuberkulosis aktif, thyrotoxicosis,DM berat, psikosi atau puting susu tertarik ke dalam, leprae.Atau kelainan pada bayinya sendiri misalnya pada bayi sumbing (labiognato palatoschizis) sehingga ia tidak dapat menyusu oleh karena tidak dapat menghisap, minuman harus diberikan melalui sonde.

C. Pemeriksaan Pasca Persalinan
Pada wanita yang bersalin secara normal, sebaiknya dianjurkan untuk kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Namun bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol seminggu kemudian. Pemeriksaan pasca persalinan meliputi :
a. Pemeriksaan keadaan umum: tensi, nadi, suhu badan, selera makan, keluhan, dll
b. Keadaan payudara dan puting susu.
c. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektrum.
d. Sekret yang keluar (lochia, flour albus).
e. Keadaan alat-alat kandungan (cervix, uterus, adnexa).
Pemeriksaan sesudah 40 hari ini tidak merupakan pemeriksaan terakhir,lebih-lebih bila ditemukan kelainan meskipun sifatnya ringan. Alangkah baiknya bila cara ini dipakai sebagai kebiasaan untuk mengetahui apakah wanita sesudah bersalinmenderika kelainan biarpun ringan. Hal ini banyak manfaatnya agar wanita jangan sampai menderita penyakit yang makin lama makin berat hingga tidak dapat ataususah diobati.
Nasihat untuk ibu post natal:
a. Fisioterapi pastnatal adalah baik diberikan
b. Susukanlah bayi anda
c. Kerjakan senam hamil
d. Ber-KB untuk menjarangkan anak dan untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarganya.
e. Bawalah bayi untuk imunisasi.


PATOLOGI KEHAMILAN

PRE EKLAMPSIA
A. Definisi
Preeclampsia (pre-e-klam-si-a) atau toxemia , adalah suatu gangguan yang muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu (trimester ketiga). Gejala-gejala yang umum adalah tingginya tekanan darah, pembengkakan yang tak kunjung sembuh dan tingginya jumlah protein di urin.Preeklamsia yang berat bisa menimbulkan eklampsia. Preeklampsia dan eklamsia merupakan penyabab kematian ibu dan parinetal yang tinggi terutama dinegra berkembang. Kematian karana eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan dengan tingkat preeklamsia berat. Oleh karena itu menegaskan diagnosa dini preekalamsia dan menjegah agar jangan melanjut menjadi eklampsia merupakan tujuan pengobatan. Perkataan “eklampsia” berasalo dari yunani yang berarti “halilintar” karena gejala eklampsia dating dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Dikemukakan beberapa teori yang dapat menerangkan kejadian preeklamsia dan eklamsia sehingga dapat menetapkan upaya promotif, dan prevantif.
Teori iskemia implantasi plasenta dapat menetapkan berbagai gejala prekamsia dan eklampsia.
 Kenaikan tekanan darah .
 Pengurangan protein dalam urin.
 Edema kaki tangan sampai muka.
 Terjadi gejala subjektif, yaitu : Kenaikan tekatan darah, penglihatan kabur, nyeri pad aepigastrium, sesak napas, berkurangnya urin.
 Menurunnya kesadaran wanita hamil sampi koma.
 Terjada kejang.
Pada periksaan darah kehamilan normal terdapat penigkatan angiotensis, rennin,dan aldosteron, sebagai kopensasi sehingga peredaran darah dalam metabolismedapat berlangsung.Pada preeklamsia daneklampsia terjadi penurunan angiotensis, renin, dan aldosteron, tetapi dijumpai edema, hipertensi, dn proteunera. Bagaimana teori iskemia imlpantasi plasenta dapat menarangkan gejala klinik tersebut? Berdasarkan teori eskemia implantasi plasenta, bahan trofoblas akan diserap kedalam riskulasi, yang dapat meningkatkan sintivitas terhadap angiotensin II, rennin, dan aldosteron, sperme pembuluh darah arterior dan tertahannya garam dan air.

B. Etimologi
Preeclampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan pada wanita yang memiliki sejarah preeclampsia di keluarganya. Resiko lebih tinggi terjadi pada wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil usia remaja, dan wanita hamil di atas usia 40 tahun. Selain itu, wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki gangguan ginjal sebelum hamil juga beresiko tinggi mengalami preeclampsia . Penyebab sesungguhnya masih belum diketahui.dapat disimpulkan:
 Jumlah primigravida, terutama primigravida muda.
 Distensi rahim berlebihan: hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa
 Penyakit yang menyertai hamil: diabetes mellitus, kegemukan.
 Jumlah umur ibu diatas 35 tahun.
 Pre-eklamspia berkisar antara 3% sampai dengan 5% dari kehamilan yang dirawat.

C. Perubahan Patologi
Terjadinya spesme pembuluh darah arteriol menuju organ penting dalm tubuh dapat menimbulkan:
a. Gangguan metabolisme jaringan.
• Terjadi metabolisme anaerobic lemak dan protein.
• Pembakaran yang tidk sempurna menyebabkan pembentukan badan keton dan asidosis.
b. Gangguan peredaran darah dapat menimbulkan: Nekrosis, perdarahan, edema jaringan
c. Mengecilnya aliran darah menuju retroplasenter siskulasi menimbulkan gangguan pertukaran nutrisi. CO2 dan O2 yang menyebabkan asfiksia sampai kematia janin dalam rahim.
Perubahan patologis organ-organ penting dijelaskan sebgai berikut:
1. Perubahan hati.
 Perdarahan yang tidk teratur.
 Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati.
 Rasa nyeri di epigastrium karena perdarahan subkapsuler.
2. Retina
 Spesme arteriol,edema sekitar diskus optikus
 Ablosio retina (lepasnya retina)
 Menyebabkan penglihatan kabur.
3. Otak
 Spesme pembuluh darah srteriol otak menyebabkan anemia jaringan otak, perdarahan dan nekrosis
 Menimbulkan nyeri kepala yang berat.
4. Paru – paru
 Berbagai tingkat edema.
 Bronkupneumonia sampai abses.
 Menyebabkan sesak napas sampai sianosis.
5. Jantung
 Perubahan degenerasi lemak dan edema.
 Perdarahan sub-endokardial
 Menimbulkan dekompensasio kardis sampai terhentinya fungsi jantung.
6. Aliran darah ke plasenta.
 Spesme arteriol yang mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai kematian janin.Spesme yang berlangsung lama, mengganggu pertumbuhan janin.
7. Perubahn ginjal.
 Spesme arteriol menyebabkan aliran darah keginjal menurun sehingga filterasi glomelurus berkurang.
 Penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi air dan garam.
 Edema pad tungakai dan tangan, paru dan organ lain.
8. Perubahan pembuluh darah.
 Permeabeliltas terhadap protein makin tinggi sehingga terjdi vasasi protein ke jaringan .
 Protein ektravaskuler menarik air dan garam menimbulkan edema.
 Hemokondentrasi darah yang menyebbkan gangguan fungsi metabolisme tubuh dan trombosis.]

D. Dasar Diagnosis Pre-Eklampsia
Kejadian pre-ekslamspia dan ekslamspia sulit dicegah, tetapi diagnosis dini sangat menentukan prognosa janin. Pengawasan hamil sangat penting karena pre-ekslamspia berat dan ekslamspia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi, terutama di Negara berkembang. Diagnosis ditetapkan dengan dua dari trias pre-ekslamspia yaitu kenaikan berat badan-edema, kenaikan tekanan darah, dan terdapat protein dalam urine (proteinuria).

E. Klasifikasi Pre-Eklampsia
Preeklampsia digolongkan preeklampsia ringan dan preeklamsia ringan dan gejala dan tanda sebagai berikut:

Preeklampsia ringan
1. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg ddengan interval pemeriksaan 6 jam.
2. Tekanan darah diastole 90 atau kenaikan 15 mm Hg dengan interval periksaan jam.
3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam satu minggu.
4. Proteinuera 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitas plus 1 sampi 2 urin kateter atau urin aliran pertengahan.
Preeklampsia Berat
Bila tanda salah satu diantara gejal ditemukan dalam ibu hamilsudah dapat di golongkan preeklampsia berat;
1. Tekanan darah 160/110 mm Hg.
2. Oligouria, urin kurang dari 400 cc/ 24 jam.
3. Proteinuria lebih dari tiga gr/liter
4. Keluhan subjektif:
• Nyeri epigastrium
• Gangguan penglihatan
• Nyeri kepala
• Edema paru dan sianosis
• Gangguan kesadaran
5. Pemeriksaan:
• Kadar enzim meningkat disertai ikterus
• Perdarahan pada retina
• Trombosit kurang dari 100.000/mm
Peningkatan gejala dan tanda preeklampsia berat memberikan petunjuk akan terjadi eklampsia, yang amempunyai prognosa buruk dengan angka kematia maternal ddan janin tinggi.


F. Cara Mengatasi Pre-Eklampsia
Apabila Anda mengalami preeclampsia , melahirkan adalah cara yang paling tepat untuk melindungi Anda dan bayi Anda. Tapi hal ini tidak selalu harus dilakukan, karena bisa jadi bayi Anda terlalu dini untuk dilahirkan. Apabila kelahiran tidak memungkinkan karena usia kandungan yang terlalu dini, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi preeclampsia sampai bayi dinyatakan cukup umur untuk bisa dilahirkan. Langkah-langkah tersebut meliputi penurunan tekanan darah dengan cara istirahat total (bed-rest ) atau dengan obat-obatan, dan perhatian khusus dari dokter. Pada beberapa kasus, bisa jadi diperlukan opname di rumah sakit. Salah satu cara mengendalikan tekanan darah ketika Anda tidak sedang hamil adalah dengan membatasi jumlah garam pada makanan Anda. Namun hal ini bukanlah ide bagus apabila Anda mengalami hipertensi pada saat hamil. Tubuh Anda membutuhkan garam untuk menjaga aliran cairan tubuh, jadi Anda tetap membutuhkan asupan garam dalam jumlah normal. Dokter Anda akan menginformasikan berapa banyak jumlah garam yang Anda butuhkan perhari dan berapa banyak jumlah air yang harus anda minum tiap harinya. Dokter anda mungkin akan memberikan aspirin atau tambahan kalsium untuk mencegah preeclampsia . Dokter mungkin juga akan menyarankan Anda untuk berbaring pada sisi kiri anda saat anda beristirahat. Hal ini akan meningkatkan aliran darah dan mengurangi beban pembuluh darah besar Anda. Banyak dokter memberikan magnesium sulfat selama proses melahirkan dan beberapa hari setelah melahirkan untuk mencegah eclampsia .

No comments:

Post a Comment

Popular Posts