Thursday, April 30, 2009

osteo artritis

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan hidup manusia bersifat progresif, pertumbuhan setelah lahir dimulai dari neonates, bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut. Memasuki usia lanjut maka setiap individu tidak bisa menghindar dari proses degenerative. Salah satu proses degenerative adalah suatu perubahan pada kartilago (tulang rawan sendi). Gangguan atau kelainan pada kartilago sendi sering juga disebut dengan osteoartritits.
A. Latar Belakang Masalah
Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeneratif dengan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat yang tidak diketahui penyebabnya, meskipun terdapat beberapa faktor resiko yang berperan (Brand, 2000 dikutip oleh virgiyanti, 2005). Sering terdapat faktor predisposisi seperti cedera pada permukaan sendi, suatu robekan pada meniscus, ketidakstabilan ligamentum atau deformitas pinggul dan lutut kongenital. Akan tetapi pada banyak kasus tidak dapat ditemukan penyebab yang jelas (Apley, 1987).
Osteoartritis sering dijumpai pada dekade kelima dari kehidupan manusia, satu dari lima orang dari dekade ini di Amerika terkena osteoartritis (Merino,1994). Usia merupakan salah satu faktor resikonya, maka dapat dipahami jika makin bertambah usia makin tinggi kemungkinan terkena osteoartritis. Setelah usia 60 tahun hampir 100% mengalami perubahan histologis rawan sendi lutut. Secara radiologik pada usia kelompok usia tersebut 80% diantaranya menunjukkan gambaran yang sesuai dengan osteoartritis, sekitar 40% dengan simtom artritis dan 10% mengalami disabilitas dengan osteoartritisnya (Putri dkk, 2008).
Osteoartritis pada sendi lutut merupakan penyakit rematik biasa dan sering menimbulkan rasa sakit dan ketidak mampuan akan bertambah munculnya atropi otot kuadriseps. Otot merupakan komponen yang penting dalam menstabilisir persendian maka kelemahan otot kuadriseps femoris semakin mengakibatkan semakin parah pada osteoarthritis lutut (Samble et al,1990).
Pasien yang mengalami osteoarthritis lutut sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan aktifitas fungsional dasar seperti bangkit dari duduk,jongkok, berlutut, berjalan, naik turun tangga dan aktifitas lainnya yang bersifat membebani sendi lutut (Slamet Parjoto, 2000)
Pada keadaan ini peran fisioterapi sangat penting untuk membantu pasien dengan osteoarthritis lutut untuk mengurangi nyeri dan memperbaiki serta meningkatkan kemampuan fungsional yang terganggu tersebut di atas. Penatalaksanaan fisoterapi pada penderita osteoarthritis sebenarnya sangat individual pada setiap pasien, namun pada kasus ini menggunakan Microwave diatermi untuk mengurangi nyeri (Michovitz, 1990), mobiisasi sendi lutut untuk memperbaiki kapsuloligamenter pada sendi lutut ( Mudatsir, 2008), free active exercise untuk memelihara dan meningkatkan LGS lutut, dan resisted active exercise untuk menguatkan otot sendi lutut terutama otot kuadriseps femoris ( Samble et al,1990).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah masalah yang penulis kemukakan di sini adalah: (1) apakah problematic pada penderita osteoartrititis lutut bilateral ? (2) apakah MWD dapat mengurangi nyeri? (3) apakah mobilisasi dan manipulasi sendi lutut dapat memperbaiki kapsuloligamenter sendi lutut? (4) apakah terapi latihan jenis free active exercise dapat memelihara LGS lutut ? (5) apakah resisted active exercise dapat meningkatkan kekuatan otot kuadriseps femoris? (6) apakah dengan pengurangan nyeri , penambahan LGS lutut dan peningkatan kekuatan otot kuadriseps femoris dapat meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional?

C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis memiiki tjuan yang ingin dicapai yaitu : (1) mengetahui apa saja problematic pada penderita osteoarthritis lutut, (2) mengetahui pengaruh MWD dalam mengurangi nyeri pada penderita osteoarthritis lutut, (3) mengetahui pengaruh mobilisasi dan manipulasi sendi lutut dalam memperbaiki kapsuloligamenter,(4) mengetahui pengaruh free active exercise dalam memelihara dan meningkatkan LGS lutut, (5) mengetahui pengaruh active exercise dalam meningkatkan kekuatan otot quadriceps femoris, (6) mengetahui pengaruh pengurangan nyeri dan pemeliharaan dan peningkatan LGS lutut serta penguatan otot kuadriseps terhadap peningkatan kemampuan fungsional pada pasien osteoarthritis lutut bilateral.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DISKRIPSI KASUS

1. Anatomi dan Biomekanik
Sendi lutut merupakan sendi yang dibentuk oleh permukaan distal kondilus femuris dan permukaan atas (upper) kondilus tibia, selain itu permukaan bagian posterior dari patella juga ikut berperan dalam membentuk sendi tersebut. Sendi lutut merupakan sendi sinovial dan berbentuk engsel yang mempunyai kekhususan gerak trochoginglimus. Gerak fleksi merupakan gabungan antara gerak gliding dan rotasi (Platzer,1995 ).
Lutut merupakan sendi yang aneh bentuknya. Bila dilihat permukaan sendinya, nampak bahwa permukaan sendi dari tulang femur dan tulang tibia tidak terdapat kesesuaian bentuk. Kedua kondilus femur membentuk sejenis katrol sedangkan tibia lebih rata. Untuk menutupi ketidakmerataan ini maka sendi lutut dilengkapi dengan meniscus dan rawan sendi yang relative tebal (Kalim,1996 ). Pada berbagai bagian sendi lutut terdapat ligamentum dan bursa kommunikans.
Rongga sendi lutut sangat luas dan melanjutkan diri ke dalam recessus Suprapatellaris. Di dalam lutut terdapat ligamen krusiatum anterius dan ligamen krusiatum posterior. Sebelah medial dan lateral terdapat ligamentum kolateral medial dan ligamentum kolateral lateral. Keempat ligamentum tersebut sepertinya mengemudikan lutut dalam gerakan fleksi dan ekstensi.
Aksis sendi lutut mempunyai dua derajad kebebasan gerak yaitu gerakan fleksi – ekstensi dan rotasi yang dapat dilakukan saat lutut fleksi (Kapanji, 1987). Stabilisasi sendi ada 2 yaitu : stabilisasi aktif dan stabilisasi pasif. Stabilisator aktif dilakukan oleh otot kuadriseps femoris dan otot hamstring. Stabilisator pasif antara lain : (1)tulang pembentuk sendi yaitu os fibula, os tibia, os patella. (2). Ligamentum, yaitu antara lain ligamentum cruciatum anterior,ligamentum cruciatum posterior, ligamentum collateral medial, ligamentum collateral lateral.
2. Defenisi osteoartritis
Osteoartritis yang sering juga dikenal dengan penyakit sendi degeneratif adalah proses patologis yang berasal dari berbagai faktor yang menyebabkan kelainan atau kerusakan pada kartilago (tulang rawan sendi) yang ditandai dengan gejala klinis. Prosesnya umumnya berjalan lambat dan sejalan dengan umur (McKeag,1992). Sering terdapat pada sendi yang menahan berat badan dan sendi yang bergerak, bisa monoartritis maupun poliartritis (Merino,1994, Isbagio dan Setiyohadi,1995).
3. Etiologi
Factor predisposisi terjadinya osteoarthritis lutut dipengaruhi oleh : usia,jenis kelamin, obesitas, aktifitas fisik atau pekerjaan (Slamet Paryoto, 2000) , etnis, geografis, hormone, bone density, hiperurisemia, trauma (McKeag , 1992, Merino,1994).
4. Patologi
Osteoartritis merupakan suatu kegagalan sendi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan fisiologi dan mengakibatkan kerusakan sendi (Kalim, 1996) Osteoartritis lutut berhubungan dengan berbagai defisit fisiologi seperti instabilitas sendi lutut, menurunnya LGS, disuse atropi dari otot kuadriseps, nyeri lutut yang berhubungan dengan penurunan kekuatan otot kuadriseps yang merupakan stabilisator utama sendi lutut dan sekaligus berfungsi sebagai pelindung struktur sendi lutut.
5. Tanda dan gejala klinis
Bila sudah manifes osteoartritis akan memberikan gejala dan tanda-tanda sebagai berikut (1) nyeri, (2) kaku sendi, gejala yang paling sering dijumpai pada osteoartritis, terjadi kesulitan atau kaku pada saat akan memulai gerakan, (3) keterbatasan lingkup gerak sendi, (4) krepitasi, (5) kelemahan dan atropi otot penggerak sendi lutut, (6) deformitas pada sendi lutut

6. Gangguan fungsional
Penderita sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan fungsional dasar seperti bangkit dari duduk, jongkok,berlutut,jalan, naik turun tangga, atau aktifitas yang membebani lutut lainnya.
7. Diagnosis
Diagnosis osteoartritis lutut berdasarkan gambaran klinis dan radiologis. Kriteria Altman (1991), dikutip oleh Paryoto (2000), adalah bila seseorang ditemukan hanya nyeri lutut, diagnosa osteoartritis harus ditambah 3 dari 5 kriteria, yaitu : (1) umur di atas 50 tahun, (2) kaku sendi pada pagi hari kurang dari 30 menit, (3) nyeri tekan pada tulang, (4) pembesaran tulang, (5) perabaan sendi tidak panas.
Bila ada gambaran osteofit pada pemeriksaan radiologi, dibutuhkan 1 dari 3 kriteria tambahan, yaitu : (1) umur di atas 50 tahun, (2) kaku sendi kurang dari 30 menit, (3) krepitasi.
8. Diagnosis Banding
Diagnosis banding terutama dengan penyakit sendi yang sering ditemui dalam praktek yaitu arthritis rheumatoid dan gout (Schumacher, 1988).

B. Teknologi Intervensi Fisioterapi
Setelah mengetahui problematika osteoarthritis lutut pada kasus ini maka teknologi intervensi fisioterapi yang digunakan adalah :
1. Microwave diathermy (MWD)
MWD merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang untuk terapi 12,25 cm dengan frekwensi 2450 MHz atau 69 cm dengan frekwensi 433,92 MHz. Produksi dari MWD menggunakan tabung magnetron. Aplikasi dari MWD yaitu dengan menggunakan emmiter. Emmiter ada beberapa bentuk yaitu berbentuk bulat dan segi empat.
Efek fisiologis gelombang MWD yaitu banyak menyerap air sehingga jaringan yang banyak cairannya akan banyak mendapatkan panas, Jaringan yang diberikan gelombang MWD akan timbul panas, meningkatkan metabolism dan membantu melancarkan aliran darah. Sedangkan efek terapeutiknya adalah antara lain mengurangi nyeri dan meningkatkan supply darah (Fosteer,1981), meningkatkan proses perbaikan jaringan, meningkatkan elastilitas jaringan, normalisasi tonus otot.
2. Mobilisasi dan manipulasi sendi lutut
Mobilisasi adalah gerakan pasif dimana bagian tubuh yang dikontrol dan bagian tubuh yang digerakkan , arah gerakan dan ritme gerakan sudah tertentu. Manipulasi adalah suatu gerakan pasif yang dilakukan dengan cepat, dengan kekuatan sedikit dan pasien tidak dapat mengontrol gerakan yang terjadi. Gerakan yang terjadi tidak melampaui batas LGS fisiologis. Tujuan adalah (1) memperbaiki kemampuan gerak segmen tertentu dengan jalan meregang kapsuloligamenter dan otot yang memendek, menghilangkan kekakuan (2) mengurangi aktifitas nosisensorik (3) memperbaiki peredaran darah dan tropic, (4) memperbaiki fungsi kinematis dan statis, (5) memperbaiki kekakuan sendi pada LGS akhir setelah mobilisasi.
3. Terapi Latihan
Terapi latihan adalah suatu bentuk tehnik yang dipakai oleh fisioterapi dalam mencapai gerak dan fungsi yang normal tanpa ada hambatan ataupun keluhan. Peran aktif pasien menjadi factor penting untuk mencapai efektifitas dari terapi latihan (Kisner, 1996). Dalam kondisi ini penulis hanya akan menggunakan terapi latihan berupa free active exercise dan resisted active exercise.
a. Free active exercise
Dalam latihan ini pasien menggerakkan sendiri ototnya tanpa bantuan dan tahanan dari luar kecuali gravitasi. Tujuan dari terapi ini adalah untuk memelihara LGS lutut serta mencegah kekakuan sendi lutut.

b. Ressisted active exercise
Dalam resisted active exercise ini terjadi kontraksi otot secara statis maupun dinamis dengan pemberian tahanan dari luar. Tahanan dari luar dapat berupa tahanan manual maupun mekanik. Tujuan dari latihan ini adalah mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot kuadriseps femoris dengan pemberian dosis yang terukur.
Penentuan dosis ditentukan dengan tes submaksimal yang dihitung dengan metode holten diagram. Tes ini menggunakan beban submaksimal sehingga dapat menghindari kelelahan selama latihan. Holten diagram menggambarkan hubungan antara jumlah repetisi dan prosentase kemampuan pasien yang digunakan untuk menghitung 1 RM (repetition maximum). 1 RM adalah beban maksimum yang dapat diangkat 1 kali pengulangan dalam tes submaksiamal.

4. Gait exercise
Yaitu dengan melatih pasien untuk melakukan jalan dengan benar berdasarkan gait analis, yaitu dengan memperhatikan stance phase maupun swing phase. Pada penderita osteoarthritis lutut akan menyebabkan terjadinya memendeknya masa dari stance phase karena ada nyeri pada waktu pembebanan pada tungkai..

1 comment:

  1. Osteoartritis memang banyak kasusnya.
    Perlu banyak penelitian.

    ReplyDelete

Popular Posts